Selasa, 15 September 2009

Tips Mudik dengan Aman

Sebentar lagi liburan Hari Raya segera tiba. Ada banyak orang yang akan mudik ke kampung halaman. Seolah menjadi ritual yang tak dapat ditinggalkan, mudik memberikan spirit baru bagi sebagian orang setelah berjibaku dengan kesibukan, kerja, kuliah, atau hal lainnya.

Di kampung halaman akan ditemukan apa yang selama ini hilang dari kehidupan, yaitu keluarga, sanak saudara, teman sejawat, teman kecil, dan tentunya bersilaturahim dan maaf-maafan dengan kedua kedua orang tua. Tak hanya dalam satu wilayah negara Indonesia saja, masyarakat Indonesia pun terbiasa mudik ke kampung halaman ketika mereka berada di negeri tetangga, saking "mengasyikkannya" mudik itu.

Dalam hal tujuan yang cukup jauh tersebut, tentu perlu dipersiapkan hal-hal penting yang menunjang kelancaran mudik tersebut. Mulai dari memesan tiket, menyiapkan ole-ole, dan keperluan lainnya. Ada beberapa tips "mudik aman" yang dapat diberikan dalam kesempatan ini, di antaranya:

1. Pastikan Kondisi Tubuh Baik

2. Kondisi dan perlengkapan kendaraanpun cukup memadai dengan perjalanan (bagi yg menggunakan kendaraan pribadi)

3. Bawa Air Mentah untuk keperluan mobil, seperti radiator

4. Bekal Makanan di Jalan.

5. Packing Barang/ Muatan Dengan Benar

6. Jangan sampai "Kebelet Pipis" di jalan. Silahkan cari toilet ketika anda di rumah atau terminal sebelum berangkat.

7. Hati-hati dengan mobil "gede" yang seringkali tidak memperhatikan kendaraan lain.

8. Bawa Peta Jalur Mudik bila diperlukan

9. HP & Chargernya (seringkali terlupakan, terutama charger)

10. Bagi anda pengguna fb, sedangkan tempat tujuan mudik belum memungkinkan anda berkomunikasi langsung, tinggalkan nomor Hp atau telp. Setidaknya, komunikasi tetap dibangun.

11. Obat-Obatan sekedarnya. ANtimo, bagi anda yang sering mabuk kendaraan.

12. Bersiap-siap Waktu Berangkat. Jangan sampai ditinggal "kereta"

13. Simapn tenaga untuk Arus Balik

14. Bawa Uang Tunai secukupnya. Kejahatan terjadi bukan hanya ada niat pelaku, tapi juga kesempatan.

15. Bawa Kaset/CD atau MP4 kesayangan anda. Musik atau lagu kenangan anda menjadikan perjalanan lebih menyenangkan.

16. Frekwensi radio

Tentu ada banyak lagi yang harus diperhatikan, karena apa yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil saja. Jika ikhtiar dan usaha telah diupayakan, jangan lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu Dia melindungi perjalanan mudik tersebut.

Terakhir, sepulang dari kampung halaman, dengan meninggalkan saudara, keluarga, teman, sahabat, karib, ataupun pacar, maka jangan lupa membawa ole-ole yang menarik, baik itu makanan, pernak-pernik, atau sebagainya, sebagai tanda kasih sayang terhadap sesama dan menambal tali silaturahim yang pernah ditinggalkan.

Semoga selalu berada dalam lindungan-Nya. Amin.

Rabu, 02 September 2009

Sejarah Kopi

Sejarah kopi dapat ditelusuri jejaknya dari sekitar abad ke-9, di dataran tinggi Ethiopia. Dari sana lalu menyebar ke Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad limabelas menjangkau lebih luas ke Persia, Mesir, Turki dan Afrika utara.
Pada awalnya kopi kurang begitu diterima oleh sebagian orang. Pada tahun 1511, karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh para imam konservatif dan othodoks di majelis keagamaan di Makkah. Akan tetapi karena popularitas minuman ini, maka larangan tersebut pada tahun 1524 dihilangkan atas perintah Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, larangan yang serupa juga disahkan pada tahun 1532, di mana kedai kopi dan gudang kopi ditutup.
Dari dunia Muslim, kopi menyebar ke Eropa, di mana minuman ini menjadi populer selama abad ke-17. Orang Belanda adalah yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke Eropa, dan pada suatu waktu menyelundupkan bijinya pada tahun 1690, karena tanaman atau biji mentahnya tidak diijinkan keluar kawasan Arab. Ini kemudian berlanjut pada penanaman kopi di Jawa oleh orang Belanda.
Ketika kopi mencapai kawasan koloni Amerika, pada awalnya tidak sesukses di Eropa, karena dianggap kurang bisa menggantikan alkohol. Akan tetapi, selama Perang Revolusi, permintaan terhadap kopi meningkat cukup tinggi, sampai para penyalur harus membuka persediaan cadangan dan menaikkan harganya secara dramatis; sebagian hal ini karena didasari oleh menurunnya pesediaan teh oleh para pedagang Inggris. Minat orang Amerika terhadap kopi bertumbuh pada awal abad ke-19, menyusul terjadinya perang pada tahun 1812, di mana akses impor teh terputus sementara, dan juga karena meningkatnya teknologi pembuatan minuman, maka posisi kopi sebagai komoditas sehari-hari di Amerika menguat.

Kopi di Indonesia
Kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempat peringkat keempat terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangatlah cocok bagi tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi.
Pada awalnya kopi di Indonesia berada di bawah pemerintah Belanda. Kopi diperkenalkan di Indonesia lewat Sri Lanka (Ceylon). Pada awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra dan Sulawesi. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Pada saat itu kopi juga ditanam di Timor dan Flores. Kedua pulau ini pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis. Jenis kopi yang ditanam di sana juga adalah kopi Arabika. Kopi ini tidak terserang hama.
Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.

Sumber:http://id.wikipedia.org

Kopi dan Kesehatan

Coffee contains caffeine, which acts as a stimulant. For this reason, it is often consumed in the morning and when feeling tired. Students preparing for examinations with late-night cram sessions or code jams frequently use coffee to stay awake. Many office workers take a coffee break when they have low energy. Coffee also stimulates the bowels.
Recent research has uncovered additional stimulating effects of coffee which are not related to its caffeine content. Coffee contains an as yet unknown chemical agent which stimulates the production of cortisone and adrenaline, two stimulating hormones.
For occasions when one wants to enjoy the flavor of coffee with almost no stimulation, decaffeinated coffee (also called decaf) is available. This is coffee from which most of the caffeine has been removed, by the Swiss water process (which involves the soaking of raw beans to absorb the caffeine) or the use of a chemical solvent such as trichloroethylene ("tri"), or the more popular methylene chloride, in a similar process. Another solvent used is ethyl acetate; the resultant decaffeinated coffee is marketed as "natural decaf" because ethyl acetate is naturally present in fruit. Extraction with supercritical carbon dioxide has also been employed.
Decaffeinated coffee usually loses some flavor over normal coffee. There are also coffee alternatives that resemble coffee in taste but contain no caffeine (see below). These are available both in ground form for brewing and in instant form.
Caffeine dependency and withdrawal symptoms are well-documented; see Caffeine for more on the pharmacological effects of caffeine.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Coffee_and_health

Selasa, 01 September 2009

Nikmatnya Kopi Pagar Alam

SILAKAN mencicipi kopi Pagaralam asli. Ini hasil petik dari kebun sendiri," kata Sahrudin dengan ramah kepada Kompas dan seorang petani yang bertamu ke rumahnya.

Petani kopi berusia 45 tahun itu terbiasa menghidangkan kopi kepada siapa pun yang mengunjungi rumahnya yang terletak di pinggir jalan Desa Karang Palo, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Di atas meja kayu, tiga cangkir kopi panas mengepulkan asap tipis. Aroma harum khas tercium lamat-lamat. Air kopi itu terlihat begitu hitam, kental, dan menggoda. Surdan, petani kopi di daerah itu, segera menyambar cangkir dan menyeruput kopi panas-panas. Begitu kopi terhirup, Surdan memejamkan mata, dua alisnya sedikit terangkat. "Ah, kopi Pagaralam asli memang lezat," komentarnya pelan.

Minum kopi telah menjadi tradisi di tengah masyarakat Pagaralam sejak puluhan tahun silam. Kebanyakan masyarakat percaya, kopi baik untuk menyegarkan badan, menambah semangat kerja, dan bisa menahan rasa lapar. Bahkan, bagi mereka yang telah ketagihan, minum kopi pada pagi hari telah menjadi rutinitas yang sulit ditinggalkan. "Kalau tidak minum kopi, pening rasanya kepala ini," kata Sahrudin.

Sebagian besar masyarakat lebih menyukai kopi hasil petikan dari pohon yang tumbuh di Pagaralam karena dinilai lebih enak dan berkualitas. Untuk mendapatkan kopi yang berkualitas tinggi, diperlukan cara pengolahan yang tepat sejak memetik buah kopi sampai menyeduh dalam cangkir.

Para penikmat kopi memetik biji-biji kopi yang sudah tua dan benar-benar masak, biasanya berwarna merah delima. Biji-biji pilihan dijemur hingga kering dan diambil yang bijinya berwarna kuning mengilap. Setelah direndam dan dicuci, biji kopi digoreng dalam baskom tanpa minyak.

Kopi yang sudah matang dihaluskan dalam tumbukan kayu, kemudian disaring dengan ayakan sehingga didapat bubuk yang halus. Bubuk tanpa campuran bahan lain itu diseduh dalam air yang mendidih sampai menghasilkan kopi yang kental. Kopi diminum panas-panas agar terasa lebih nikmat. "Kalau salah mengolahnya, rasa kopi jadi beda. Bagi yang sudah terbiasa mudah menilainya, hanya dengan melihat air kopi saja," kata Surdan memaparkan.

Kelezatan kopi Pagaralam sudah lama terkenal, bahkan sejak zaman Belanda. Selama puluhan tahun, kopi produksi daerah itu lebih dikenal sebagai kopi Lahat. Tiga tahun lalu, daerah pegunungan itu telah memisahkan diri dari Kabupaten Lahat dan menjadi kota otonom. Akan tetapi, orang-orang masih suka menyebutnya kopi Lahat, padahal asalnya dari Pagaralam.

Kopi Pagaralam yang asli mudah dikenali dari aroma yang sedap, air seduhan yang kental, dan rasanya yang gurih. Kualitas itu menjadi istimewa karena kopi dipelihara turun-menurun secara tradisional, ditanam di tanah yang subur, dan tumbuh di alam pegunungan berhawa dingin. Tanaman kopi di daerah pedalaman tumbuh subur tanpa obat-obatan kimiawi.

Hanya saja, ketenaran kopi Pagaralam kini sedang dipertaruhkan. Jika harga jual biji kopi yang anjlok sejak beberapa tahun lalu terus memburuk, sejarah kopi dari kota di kaki Gunung Dempo itu akan segera pupus. Kenangan tentang hamparan kebun kopi yang rimbun menghijau di lereng-lereng bukit akan tinggal menjadi cerita bagi anak cucu nanti. Apalagi, sekarang ini banyak petani yang terus merugi mulai membabat pohon kopi untuk diganti tanaman lain yang lebih menjanjikan keuntungan besar.

"Ayo, habiskan kopi Pagaralam asli ini. Kalau nanti kebun-kebun kopi sudah hilang, sulit lagi mencari kopi di rumah-rumah petani," kata Sahrudin.

Ilham Khoiri - Kompas
Diakses dari http://pagaralam.blogspot.com/2006/03/nikmatnya-mencicipi-kopi-asli.html